Selasa, 09 Maret 2010
teknik bola voli
Setiap cabang memiliki karakteristik sesuai dengan jenis keterampilan yang terdapat dalam permainan vang bersangkutan. Demikian pula dengan permainan bola voli yang memiliki teknik yang beragam, Teknik yang beragarn ini dipergunakan untuk mencapai prestasi yang optimal.; prestasi yang optimal tidaklah mungkin dapat dicapai dengen baik tanpa memiliki teknik dasar yang baik.
Teknik yang dimiliki oleh seseorang dalam permainan bola voli sangat menentukan terutama dalam upaya kerjasama antar pemain untuk mencapai kemenangan, karena bola voli merupakan permainan yang sftatnya beregu yang memerlukan kerjasama dan toleransi antar sesama pemain. Teknik dasar yang terdapat dalam permainan bola voli menurut Yamin Nuriman et.al (1994:26) adalah sebagai berikut : " 1) Sikap penjagaan dan pergerakan, 2) Pengambilan bola dan umpan bola, 3) Serangan (spike-serangan tipuan), 4) Bendungan, 5) Servis".
Teknik dasar yang dimiki oleh seorang atlet sangat menentukan dalam kecakapan seseorang dalam permainan bola voli.
1. Sikap penjagaan dan pergerakan
Kemampuan pergerakan seseorang pemam ke segala arah dengan cepat dan tepat sangat dibutuhkan dalam permainan bola voli, hal ini disebabkan oleh karena sifat pemain bola voli yang dinamis yang kadang¬kadang bola datang dengan cepat dan tiba-tiba. Menurut Yamin Nuriman et.al (1996:43) “Kecepatan pergerakan seseorang dalam permainan bola voli sangat ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut : a) Mengatur sikap/posisi sebelum dan selama pergerakan, b) Beraksi dengan segera, c) Meramalkan dan mengadaptasi jalan bola, d) Melakukan gerakan dengan cepat.”
Pengaturan sikap sebelum rnelakukan gerakan disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada saat permainan berlangsung. Sikap penjagaan yang dilakukan oleh seorang pemain terdiri dari beberapa macam yaitu sikap penjagaan rendah, pertengahan dan sikap penjagaan tegak.
2. Pengambilan bola dan umpan bola
Dengan umpan bola, yang merupakan teknik dasar yang paling prinsip untuk dapat menghasilkan suatu spike yang mematikan.
3. Serangan (spike-serangan tipuan)
Serangan atau spike merupakan modal awal pemain bola voli untuk dapat mematikan lawannya. Serangan ini menurut PBVSI (1985:39) adalah "aksi seseorang pemain yang memainkan bola ke arah lapangan lawan". Dalam pengertian disini adalah bola yang melewati net sehingga pihak lawan sulit untuk mengembalikannya.
4. Bendungan (blok)
Bendungan merupakan suatu teknik dasar dalam permainan bola voli yang ditujukan untuk mengantisipasi serangan dari lawan. Sesuai yang dikemukakan PBVSI (0985:40) bahwa : “Bendungan adalah upaya menghadang bola yang datang dari daerah lawan, yang dilakukan di depan/dekat net oleh seorang pemain depan atau lebih (pembendung).“
5. Servis
Servis adalah teknik dasar yang menjadi serangan pertama bagi tim yang melakukanya. Servis sangat menentukan untuk serangan selanjutnya, karena jika servis tidak dilakukan dengan baik maka akan mudah bagi lawan untuk membalas serangan yang dilancarkan melalui servis. Sejalan dengan hal itu PBVSI (1985:30) mengemukakan bahwa :
Servis adalah aksi untuk memasukan bola kedalam permainan oleh pemain belakang kanan yang ditempatkan di daerah servis untuk memukul serve dengan sebelah tangan (mengepal atau terbuka) untuk: memulai permaiminan". Pemain belakang kanan yang ditempatkan di daerah servis untuk memukul serve dengan sebelah tangan (mengepal atau terbuka) untuk memulai permainan.
D. Latihan Power
Power termasuk pada komponen kondisi fisik, menurut Harsono (1988 : 20) "Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat". Dari pengertian tersebut tersirat bahwa kekuatan dan kecepatan merupakan unsur penting dalam power. Hal ini sejalan dengan pendapat Harsono (1988 : 200) "Unsur penting dalam power yaitu ; a). Kekuatan otot, dan b). Kecepatan otot dalam mengerahkan tenaga maksimal untuk mengatasi tahanan".
Power berperan penting untuk cabang-cabang olahraga yang mengerahkan tenaga dengan kuat, dengan cepat seperti untuk nomor-nomor lompat dalam atletik, rnenendang, melempar, dan sebagainya. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat PBVSI (1995 : 59) bahwa “Penggunaan power adalah : 1) untuk mencapai prestasi maksimal, 2) dapat mengembangkan taktik bertanding dengan tempo cepat dan gerak mendadak, 3) memantapkan mental bertanding atlet, 4) simpanan tenaga anaerobic cukup besar.”
Baik tidaknya power seseorang ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut menurut PBVSI (1995: 59) adalah :
1. Banyak sedikitnya macam fibril otot putih (Phasic) dan atlet,
2. Ketentuan dan kecepatan otot atlet rumus P = F x V, P = power, F= Force dan V = Vecolity
3. Waktu rangsangan maksimal 34 detik, misalnya waktu rangsangan hanya 15 detik power akan lebih baik dibandingkan dengan waktu rangsangan selama 34 detik.
4. Koordinasi gerakan yang harmonis antara kekuatan dan kecepatan tergantung banyak sedikitnya zat kimia dalam otot (ATP) dan penguasaan teknik gerak yang benar
Latihan power yang baik hams memenuhi persyaratan sebagai ciri latihan explosive power. Ciri latihan explosive rnenurut PBVSI (1995 : 59) adalah sebagai berikut :
1. Melawan beban relative ringan, berat badan sendiri, dapat pula tambahan beban luar yang ringan.
2. Gerakan latihan aktif, dinamis, dan cepat
3. Gerakan-gerakan merupakan satu gerak yang singkat, serasi dan utuh
4. Bentuk gerak bias cyclic maupun acyclic
5. Intensitas kerja sub maksimal atau maksimal
E. Latihan Squat Jump
Latihan kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam program latihan atlet, terutama atlet pertandingan. Istilah latihan kondisi fisik mengacu kepada suatu program latihan yang dilakukan secara sistematis, berencana dan progresif, yang tujuannya ialah untuk meningkatkan kemampuan fungsional dari seluruh system tubuh agar dengan demikian prestasi atlet semakin meningkat.
Salah satu factor yang mendukung kondisi fisik adalah kekuatan yaitu kemampuan untuk melakukan kontraksi guna melakukan tegangan terhadap suatu tahanan. Sesuai dengan batasan kekuatan (yaitu kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan), maka latihan-latihan yang cocok untuk perkernbangan kekuatan adalah latihan-latihan tahanan, dimana kita harus mengangkat, mendorong atau menarik suatu beban.
Permasalahan penelitian yang timbul memerlukan komponen kondisi fisik salah satunya kekuatan dan dalam pelaksanaan latihannya dengan latihan Squat Jump. Tendangan T dalam olahraga pencak silat memerlukan kekuatan otot paba dan pangkal paha atau tungkai yang optimal untuk menghasilkan tendangan yang baik dan keras.
Urutan gerak Squat Jump adalah sebagi berikut :
1. Beban di pundak
2. Jongkok kemudian lompat di tempat
3. Lompat dengan setengah ketinggian
4. Kedua kaki bergerak bergantian ke depan dan ke belakang.
F. Latihan Skipping
Sekedar mengingatkan, main karet pernah populer dikalangan anak angkatan 70-an hingga 80-an. Permainan skipping ini menjadi favorit saat "keluar main" di sekolah dan setelah mandi sore di rumah. Sekarang, "main karet" mulai dilirik kembali antara lain karena ada sekolah dasar menugaskan murid-muridnya membuat roncean tali dari karet gelang untuk dijadikan sarana bermain dan berolahraga.
Cara bermainnya masih tetap sama, bisa dilakukan perorangan ataupun berkelompok. Jika hanya bermain seorang diri biasanya anak akan mengikatkan tali pada tiang, batang pohon atau pada apa pun yang memungkinkan, lalu melompatinya, Permainan secara soliter bisa juga dengan cara skipping, yaitu memegang kedua ujung tali kemudian mengayunkannya melewati kepala dan kaki sambiI melompatinya.
Jika bermain secara berkelompok biasanya melibatkan minimal 3 anak. Dua anak akan memegang ujung tali; satu di bagian kiri, satu anak lagi di bagian kanan untuk meregangkan atau mengayunkan tali. Lalu anak lainnya akan melompati tali tersebut. Aturan permainannya simpel; bagi anak yang sedang mendapat giliran melompat, lalu gagal melompati tali, maka anak tersebut akan berganti dari posisi pelompat menjadi pemegang tali. Alat yang dibutuhkan cukup sederhana. Bisa berupa tali yang terbuat dari untaian karet gelang atau tali yang banyak dijual di pasaran yang dikenal dengan tali skipping.
1. Skipping santai dan sport
Sebenarnya, menurut DR. Anggani Sudono, MA, skipping sudah bisa dimainkan semenjak anak usia TK. Jadi sekitar 4-5 tahun karena motorik kasar mereka telah siap. Apalagi bernain lompat tali dapat menutupi keingintahuan mereka akan bagaimana rasanya melompat. Tapi umumnya permainan ini memang baru populer di usia sekolah atau sekitar usia 6 tahunan. Entah kenapa Grafik kegemaran mereka akan skipping ini akan menurun seiring bertambahnya usia “ Biasanya anak kelas 5-6 sudah malu untuk main skipping karena orang dewasa disekitarnya sering mencemooh, kok sudah besar masih bermain skipping, padahal justru dengan semakin sering anak-anak bermain skipping mereka akan semakin sigap dan terampil,” ujar Anggani.
Terlepas dari itu, menurut dosen Universitas Negeri Jakarta ini, jenis permainan skipping dapat dibagi menjadi dua ; skipping yang bersifat santai dan skipping yang berbau sport. Skipping yang santai banyak dimainkan anak perempuan. Sedang untuk olah raga, umumnya digemari anak laki-laki. Mesti demikian, menurut Anggani, segala permainan skipping sebetulnya biasa dimainkan anak laki-laki maupun perempuan tanpa memandang jender.
2. Manfaat Skipping
Suatu hal yang disarankan anggota Badan Pengembangan Akademik Perguruan Islam Al Izhar Pondok Labu Jakarta ini, yaitu menyuburkan kembali kegiatan skipping terutama di sekolah-sekolah. Bukan apa-apa, selain menyenangkan, permainan ini tak banyak memakan waktu, murah, dan menyehatkan. Jadi cocok untuk mengisi waktu senggang para murid ketimbang mereka main lari-larian tanpa tujuan. Salah satu cara yang diimbau Anggani dengan memberi kesempatan anak untuk melakukan skipping diwaktu istirahat. Atau saat ada pertemuan siswa, lakukan perlombaan skipping sehingga para murid makin bergairah memainkannya.
Anggani menjabarkan beberapa perkembangan anak yang dapat distimulasi dengan permainan skipping ini :
a. Motorik Kasar
Main skipping merupakan suatu kegiatan yang baik bagi tubuh. Secara fisik anak jadi lebih terampil, karena bias belajar cara dan teknik melompat yang dalam permainan ini memang memerlukan keterampilan tersendiri. Lama kelamaan, bila sering dilakukan, anak dapat tumbuh menjadi cekatan, tangkas dan dinamis. Otot-ototnya pun padat dan berisi, kuat serta terlatih. Skipping juga dapat membantu mengurangi kejadian obesitas pada anak
b. Emosi
Untuk melakukan suatu lompatan dengan tinggi tertentu dibutuhkan keberanian dari si anak. Berarti, secara emosi ia dituntut untuk membuat suatu keputusan besar; mau melakukan tindakan melompat atau tidak.
c. Ketelitian dan akurasi
Anak juga belajar mellihat suatu ketepatan dan ketelitian. Misalnya, bagaimana ketika tali diayunkan, ia dapat melompat sedemikian rupa sehingga tak sampai terjerat tali dengan berusaha mengikuti ritme ayunan. Semakin cepat gerak ayunan tali, semakin cepat ia melompat.
d. Sosialisasi
Untuk bermain tali secara berkelompok, anak membutuhkan teman yang berarti memberi kesempatannya untuk bersosialisasi. Ia dapat belajar beremapati, bergiliran, menaati aturan, dan lainnya.
e. Intelektual
Saat melakukan lompatan, terkadang anak perlu berhitung secara matematis agar lompatannya sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan dalam aturan permainan. Umpamanya, anak harus melakukan tujuh kali lompatan saat tali diayunkan. Bila lebih atau kurang, ia harus menjadi pemegang tali.
3. Faktor yang Perlu Diperhatikan
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam bermain skipping antara lain :
a. Ruangan
Idealnya skipping dilakukan di ruang terbuka. Namun kalau tidak memungkinkan, di ruangan tertutup pun bisa. Tentu saja ruangan tersebut harus cukup lega dan lapang serta aman dari benda-benda yang dapat membahayakan seperti barang pecah belah.
b. Ukuran tali
Tali yang digunakan harus sesuai ukuran; tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek. Jadi hendaknya ukuran tali dibuat pas dan tak banyak bersisa sehingga anak akan lebih mudah dan nyaman melompat.
c. Variasi mainan
Semakin bervariasi permainan lompat tali ini, makin anak: mahir dan terampiI dalam melakukan gerakan-gerakannya. Arti bervariasi di sini adalah anak tak hanya main tali yang dipegang lurus kedua ujungnya dan kemudian anak melompatinya, bisa juga dengan memutar-mutar tali dan anak melompat bersamaan dengan temannya Atau anak dapat rneningkatkan keahlian gerakannya dengan melakukan gerakan.
d. Waktu
Terutama saat di sekolah, waktu permainan skipping biasanya sangat terbatas. Lantaran itu, Anggani mengimbau agar dalam setiap pennainan masing-masing anak mendapatkan gilirannya, terlebih untuk skipping secara perorangan. Pastikan para murid mendapat giliran yang telah disepakati bersama sebelumnya.
taktik
TAKTIK PERMAINAN BOLA VOLI
- Pola dari serangan lawan.
- Perhatikan ‘faint ball’, apakah attacker lawan mempergunakan faint ball atau tidak.
- Apakah regu lawan mempergunakan ‘Strong Spike, Weak Spike atau Rebound Spike’.
- Apakah lawan bisa mengendalikan service
- Kemampuan untuk mengetahui corak service dari pemain cadangan lawan.
- Perhatikan daerah yang kosong
- Menentukan pemain mana yang lemah dari lawan
- Bagaimana formasi dari service regu lawan (small)
- Service mana yang paling effektif terhadap lawan (lancip)
- Tempat yang lemah dari formasi service receive (tumpul)
- Bagaimana pergerakan dari tosser lawan
- Kemampuan pergerakan dari pada pemain lawan
- Perhatikan formasi yang terlemah/terkuat/tinggi/rendah dari blocking yang dilakukan oleh lawan
- Catatan terperinci untuk melihat kekuatan pemain lawan dalam melakukan blocking
- Jenis blocking lawan, apakah menekan atau mendorong. Bila blocking lawan menekan, cover regu kita harus dekat, tetapi bila mendorong, cover regu kita harus jauh
- Pergerakkan tosser, jauh atau dekat dari block dan amati kelemahan gerak dari tosser tersebut, karena biasanya tosser merupakan cover utama karena kemudahan geraknya
- Amati kemampuan dari tosser, apakah bisa memberikan variasi toss atau tidak
- Perhatikan pula tinggi atau rendah bola yang di toss
- Daya lompat dan kecepatan lompat dari setiap pemain lawan
- Stamina pihak lawan
- Kondisi perorangan maupun beregu
- Apakah kondisi fisik mereka melebihi pemain regu kita
- Amati sebab² regu lawan mendapat point
- Apakah Safe Attacker lawan mempunyai mental yang kuat
- Dalam keadaan bagaimana coach lawan minta time out
- Taktik apa yang dipergunakan itu, kebiasaan² dari taktik pihak lawan, bagaimana cara pergantiannya
- Pematangan Teknik² tertentu
- Melenyapkan kelemahan² regu dan mempersiapkan pemain untuk menjalankan fungsi sebenarnya
- Menyembuhkan/melenyapkan keadaan lelah dari pemain, sehingga selalu berada dalam kondisi top performance
- Membuat regu dalam kondisi yang baik ketika menghadapi pertandingan
- Menghindarkan pemain dari cedera
- Memberikan variasi latihan yang tidak membosankan
- Berikan istirahat aktif saat 3 hari sebelum bertanding
- Memberikan dorongan sehingga akan menyadarkan pada kemampuan dari masing² pemain
- Mengurangi ketegangan sebelum pertandingan dan membangkitkan semangat regu
- Memberi nasehat bagi pemain yang gugup
- Relaksasi , rekreasi
- Bila regu kita dalam keadaan kacau/bingung
- Serangan kombinasi regu kita, dimana safe attacker tidak pada tempatnya
- Apabila terjadi perubahan pada taktik lawan
- Bila ingin menggunakan salah satu taktik guna memenangkan game yang sedang berlangsung
- Bila ingin melakukan pukulan secara psychologis terhadap kubu lawan
- Bila ingin menginstruksikan cara untuk menghadapi lawan
- Bila pemain kita dalam kondisi lemah dan tidak mempunyai rasa percaya diri serta dalam kondisi tertekan
- Menenangkan pemain yang terlihat panik
- Menginstruksikan Counter Attack
- Menginstruksikan segi² teknik dalam permainan
- Usahakan untuk meningkatkan konsentrasi permainan beregu
- Penggantian pemain dengan pemain yang mempunyai teknik khusus, mis. Pemain dengan pukulan Strong Spike ditukar dengan pemain yang mempunyai keahlian Faint Ball, atau sebaliknya tergantung dari tipe regu lawan
- Memberikan pengalaman kepada pemain cadangan
- Untuk mendapatkan angka dari service, lakukan penggantian server dengan pemain cadangan yang mempunyai kemampuan service yang baik
- Merubah formasi atau pola permainan apabila diperlukan
- Membangun semangat apabila :
- Game sebelumnya kalah : lebih hati², jangan pesimis
- Game sebelumnya menang : lebih konsentrasi, jangan anggap remeh
- Walaupun menang atau kalah diskusi harus tetap dilakukan
- Tanyakan berapa banyak kemampuan yang telah dikeluarkannya dalam pertandingan yang telah berlalu, bila dalam latihan kemampuan atlit harus dikeluarkan 100%, maka dalam pertandingan seorang pemain mengeluarkan kemampuan 70% – 80% sudah baik, tetapi bila dibawah 70% pemain tersebut harus diberi teguran
- Perhatikan batas² dari lapangan serta ketinggian net
- Bangkitkan rasa percaya diri kepada pemain terutama safe attackernya
- Pemain² inti harus lebih diutamakan dalam penguasaan spike
- Berikan kesempatan untuk service kepada pemain, agar pemain lebih tenang
- Membangun semangat regu dengan melakukan latihan receive dan toss exercise
- Mengulangi tiap item dari teknik yang akan dipergunakan dengan jalan menanyakannya kepada para pemain inti
perwasitan dan peraturan
Perwasitan Bola Voli | ![]() | ![]() | ![]() |
Written by martiana | |
Wednesday, 23 May 2007 | |
Jakarta - Cabang olahraga bolavoli sudah menjadi cabang olahraga rakyat, dari kota-kota besar sampai ke pelosok desa, pria maupun wanita, tua - muda, setiap hari main bola voli. Federasi Bolavoli Internasional terbentuk tahun 1946, telah memasukkan cabang olahraga ini menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan pada Olympiade Tokyo 1964. Perkembangan permainan bolavoli, baik secara fisik, teknik, maupun taktik haruslah diikuti dengan perkembangan mutu perwasitannya. Pedoman Umum Perwasitan Bolavoli 1) Memimpin suatu pertandingan agar dapat berjalan lancar tanpa mengalami gangguan apapun. 2) Dapat menafsirkan peraturan dengan tepat dan selalu konsisten dalam mengambil keputusan. 3) Harus adil dan objektif - sesuai peraturan yang sudah disahkan PBVSI. 4) Putusan tidak berdasarkan ramalam atau prasangka, tetapi merupakan kejadian yang nyata atau fakta benar-benar nyata terlihat wasit. 5) Tempat sedekat mungkin dan lebih tinggi dari net. Posisi dapat mengamati medan dan seluruh pemain dengan baik dan jelas. Syarat Menjadi Wasit Bolavoliv Berbadan sehat dan mempunyai fisik normal. v Mempunyai bakat menjadi seorang wasit. v Senang terhadap permainan bolavoli. v Serendah-rendahnya lulusan SLTP. v Berumur 20 - 40 tahun. v Berdedikasi tinggi v Anggota satu perkumpulan bolavoli. v Berstatus amatir. Jenjang Wasit Bolavoli
Pakaian Seragam :
Ø kuning untuk cabang - dikeluarkan cabang Ø putih untuk Pemda - dikeluarkan Pemda Ø hijau untuk nasional - dikeluarkan PBVSI Pusat, dan Ø biru - untuk internasional - dikeluarkan IVBF Komposisi Wasit
1) Memimpin pertandingan agar berjalan lancar. 2) Meningkatkan: keterampilan, kemampuan dan pengetahuan tentang perwasitan bolavoli. 3) Menyebarluaskan peraturan pertandingan di masyarakat. 4) Meningkatkan mutu perwasitan di masyarakat khususnya di Indonesia pada umumnya. Kewajiban dan Wewenang Wasit1) Wajib memimpin pertandingan bolavoli baik di tingkat cabang, daerah, nasional maupun tingkat internasional. 2) Tidak berhak memimpin pertandingan di atas sertifikat yang dimilikinya. Prosedur Mewasiti
Ø Sifat kesalahan dan isyarat tangan yang resmi. Ø Pemain yang bersalah Ø Giliran service, sekaligus menunjuk regu yang mendapat poin. o Isyarat dilakukan hanya seketika. Isyarat dilakukan dengan tangan untuk menunjuk satu kesalahan. Yang melakukan kesalahan ditunjuk. Menunjukkan giliran service, sekaligus memberi tanda poin dari kesalahan yang dibuat satu regu. o Kekuasaan Wasit 1 Ø Memimpin pertandingan dari awal sampai akhir pertandingan. Ø Mempunyai kekuasaan penuh, termasuk upaya yang tidak tercantum dalam peraturan. Ø Kekuasaannya mutlak - dapat mengganti salah seorang petugasnya bila dianggap tidak melaksanakan tugasnya dengan baik. Ø Menentukan lapangan baik/buruk sebelum pertandingan. o Wasit 1 dan 2 harus mengawasi bola, apakah bola tersebut telah memenuhi persyaratan sewaktu permainan berlangsung. Tanggung Jawab Wasit 1o Sebelum pertandingan : Ø Memeriksa sarana/prasarana pertandingan. Ø Melakukan tos. Ø Mengawali pemanasan. o Selama pertandingan : Ø Mempunyai wewenang menentukan kesalahan: kesalahan pukulan servis, posisi regu, block, sentuhan pada net, menyentuh bola, di atas net beserta pita horizontalnya, simultan/bersamaan. Ø Jangan membiarkan suatu perdebatan atas pengajuan kapten. Ø Jika kapten tidak sepaham dalam penafsiran, dicatat di lembar score sheet, wasit 1 harus memberi pencatatan protes di akhir pertandingan. o Sesudah pertandingan. Ø Menandatangani score sheet. Ø Langsung menuju ke ruang wasit. Tugas Wasit 2o Mengawasi posisi pemain selamaset itu berlangsung, pemindahan tempat waktu set penentuan. o Mengawasi tindak tanduk anggota masing-masing regu yang duduk di bangku cadangan, kalau ada sesuatu harus dilaporkan ke wasit 1. o Mencegah pemain cadangan melakukan pemanasan di area pertandingan. o Mengawasi jumlah time out dan pergantian pemain. o Menolak penghentian yang tidak layak; mengabulkan permohonan yang sah serta mengawasi waktunya. o Menunjukkan kesalahan lain tanpa meniup peluit, tetapi tidak boleh menekan wasit 1. o Menentukan diperlukan atau tidak pengeringan permukaan lapangan. |
sejarah
Sejarah
Pada awal penemuannya, olahraga permainan bola voli ini diberi nama Mintonette. Olahraga Mintonette ini pertama kali ditemukan oleh seorang Instruktur pendidikan jasmani (Director of Phsycal Education) yang bernama William G. Morgan di YMCA pada tanggal 9 Februari 1895, di Holyoke, Massachusetts (Amerika Serikat).
William G. Morgan dilahirkan di Lockport, New York pada tahun 1870, dan meninggal pada tahun 1942. YMCA (Young Men’s Christian Association) merupakan sebuah organisasi yang didedikasikan untuk mengajarkan ajaran-ajaran pokok umat Kristen kepada para pemuda, seperti yang telah diajarkan oleh Yesus. Organisasi ini didirikan pada tanggal 6 Juni 1884 di London, Inggris oleh George William.
Setelah bertemu dengan James Naismith (seorang pencipta olahraga bola basket yang lahir pada tanggal 6 November 1861, dan meninggal pada tanggal 28 November 1939), Morgan menciptakan sebuah olahraga baru yang bernama Mintonette. Sama halnya dengan James Naismith, William G. Morgan juga mendedikasikan hidupnya sebagai seorang instruktur pendidikan jasmani. William G. Morgan yang juga merupakan lulusan Springfield College of YMCA, menciptakan permainan Mintonette ini empat tahun setelah diciptakannya olahraga permainan basketball oleh James Naismith. Olahraga permainan Mintonette sebenarnya merupakan sebuah permainan yang diciptakan dengan mengkombinasikan beberapa jenis permainan. Tepatnya, permainan Mintonette diciptakan dengan mengadopsi empat macam karakter olahraga permainan menjadi satu, yaitu bola basket, baseball, tenis, dan yang terakhir adalah bola tangan (handball). Pada awalnya, permainan ini diciptakan khusus bagi anggota YMCA yang sudah tidak berusia muda lagi, sehingga permainan ini-pun dibuat tidak seaktif permainan bola basket.
Perubahan nama Mintonette menjadi volleyball (bola voli) terjadi pada pada tahun 1896, pada demonstrasi pertandingan pertamanya di International YMCA Training School. Pada awal tahun 1896 tersebut, Dr. Luther Halsey Gulick (Director of the Professional Physical Education Training School sekaligus sebagai Executive Director of Department of Physical Education of the International Committee of YMCA) mengundang dan meminta Morgan untuk mendemonstrasikan permainan baru yang telah ia ciptakan di stadion kampus yang baru. Pada sebuah konferensi yang bertempat di kampus YMCA, Springfield tersebut juga dihadiri oleh seluruh instruktur pendidikan jasmani. Dalam kesempatan tersebut, Morgan membawa dua tim yang pada masing-masing tim beranggotakan lima orang.
Dalam kesempatan itu, Morgan juga menjelaskan bahwa permainan tersebut adalah permainan yang dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan dengan sangat leluasa. Dan menurut penjelasannya pada saat itu, permainan ini dapat juga dimainkan oleh banyak pemain. Tidak ada batasan jumlah pemain yang menjadi standar dalam permainan tersebut. Sedangkan sasaran dari permainan ini adalah mempertahankan bola agar tetap bergerak melewati net yang tinggi, dari satu wilayah ke wilayah lain (wilayah lawan).
cara prmainan
Cara permainan
Permainan ini dimainkan oleh 2 tim yang masing-masing terdiri dari 6 orang pemain dan berlomba-lomba mencapai angka 25 terlebih dahulu.
Dalam sebuah tim, terdapat 4 peran penting, yaitu tosser (atau setter), spiker (smash), libero, dan defender (pemain bertahan). Tosser atau pengumpan adalah orang yang bertugas untuk mengumpankan bola kepada rekan-rekannya dan mengatur jalannya permainan. Spiker bertugas untuk memukul bola agar jatuh di daerah pertahanan lawan. Libero adalah pemain bertahan yang bisa bebas keluar dan masuk tetapi tidak boleh men-smash bola ke seberang net. Defender adalah pemain yang bertahan untuk menerima serangan dari lawan.
Permainan voli menuntut kemampuan otak yang prima, terutama tosser. Tosser harus dapat mengatur jalannya permainan. Tosser harus memutuskan apa yang harus dia perbuat dengan bola yang dia dapat, dan semuanya itu dilakukan dalam sepersekian detik sebelum bola jatuh ke lapangan sepanjang permainan. Permainan ini dimainkan oleh 2 tim yang masing-masing terdiri dari 6 orang pemain dan berlomba-lomba mencapai angka 25 terlebih dahulu.
Dalam sebuah tim, terdapat 4 peran penting, yaitu tosser (atau setter), spiker (smash), libero, dan defender (pemain bertahan). Tosser atau pengumpan adalah orang yang bertugas untuk mengumpankan bola kepada rekan-rekannya dan mengatur jalannya permainan. Spiker bertugas untuk memukul bola agar jatuh di daerah pertahanan lawan. Libero adalah pemain bertahan yang bisa bebas keluar dan masuk tetapi tidak boleh men-smash bola ke seberang net. Defender adalah pemain yang bertahan untuk menerima serangan dari lawan.
Permainan voli menuntut kemampuan otak yang prima, terutama tosser. Tosser harus dapat mengatur jalannya permainan. Tosser harus memutuskan apa yang harus dia perbuat dengan bola yang dia dapat, dan semuanya itu dilakukan dalam sepersekian detik sebelum bola jatuh ke lapangan sepanjang permainan
ukuran lapangan
Lapangan permainan
Ukuran lapangan bola voli yang umum adalah 9 meter x 18 meter. Ukuran tinggi net putra 2,43 meter dan untuk net putri 2,24 meter. Garis batas serang untuk pemain belakang berjarak 3 meter dari garis tengah (sejajar dengan jaring). Garis tepi lapangan adalah 5 cm.
kedudukan pemain
Kedudukan pemain (posisi pemain)
Pada waktu service kedua regu harus berada dalam lapangan / didaerahnya masing-masing dalam 2 deret kesamping. Tiga deret ada di depan dan tiga deret ada di belakang. Pemain nomor satu dinamakan server, pemain kedua dinamakan spiker, pemain ketiga dinamakan set upper atau tosser,pemain nomor empat dinamakan blocker, pemain nomor lima dan enam dinamakan libero
blocking
Membendung (blocking)
Dengan daya upaya di dekat jaring untuk mencoba menahan/menghalangi bola yang datang dari daerah lawan. Sikap memblok yang benar adalah:
- Jongkok, bersiap untuk melompat.
- Lompat dengan kedua tangan rapat dan lurus ke atas.
- Saat mendarat hendaknya langsung menyingkir dan memberi kesempatan pada kawan satu regu untuk bergantian memblok.
smash
Smash (spike)
Dengan membentuk serangan pukulan yang keras waktu bola berada diatas jaring, untuk dimasukkan ke daerah lawan. Untuk melakukan dengan baik perlu memperhatikan faktor-faktor berikut: awalan, tolakan, pukulan, dan pendaratan. Teknik smash Menurut Muhajir Teknik dalam permainan bola voli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal (2006,23). Menurut pendapat M. Mariyanto mengemukakan bahwa : “ Smash adalah suatu pukulan yang kuat dimana tangan kontak dengan bola secara penuh pada bagian atas , sehingga jalannya bola terjal dengan kecepatan yang tinggi, apabila pukulan bola lebih tinggi berada diatas net , maka bola dapat dipukul tajam ke bawah .” (2006 : 128 ) Menurut Iwan Kristianto mengemukakan bahwa , Smash adalah pukulan keras yang biasanya mematikan karena bola sulit diterima atau dikembalikan . “ (2003 : 143 ) . Spike adalah merupakan bentuk serangan yang paling banyak digunakan untuk menyerang dalam upaya memperoleh nilai suatu tim dalam permainan voli . Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Teknik Smash atau spike adalah cara memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai dengan peraturan permainan untuk mencapai pukulan keras yang biasanya mematikan ke daerah lawan. Tes smash Menurut Sandika mengemukakan bahwa tes smash adalah tolok ukur untuk mengukur kemampuan smash.
pass atas dan pass bawah
Passing
- Passing Bawah (Pukulan/pengambilan tangan kebawah)
- Sikap badan jongkok, lutut agak ditekuk.
- tangan dirapatkan, satu dengan yang lain dirapatkan.
- Gerakan tangan disesuaikan dengan keras/lemahnya kecepatan bola.
- Passing Keatas (Pukulan/pengambilan tangan keatas)
- Sikap badan jongkok, lutut agak ditekuk.
- Badan sedikit condong kemuka, siku ditekuk jari-jari terbuka membentuk lengkungan setengah bola.
- Ibu jari dan jari saling berdekatan membentuk segitiga.
- Penyentuhan pada semua jari-jari dan gerakannya meluruskan kedua tangan
service
Service
Service ada beberapa macam:
- Service atas adalah service dengan awalan melemparkan bola ke atas seperlunya. Kemudian Server melompat untuk memukul bola dengan ayunan tangan dari atas.
- Service bawah adalah service dengan awalan bola berada di tangan yang tidak memukul bola. Tangan yang memukul bola bersiap dari belakang badan untuk memukul bola dengan ayunan tangan dari bawah.
- Service mengapung adalah service atas dengan awalan dan cara memukul yang hampir sama. Awalan service mengapung adalah melemparkan bola ke atas namun tidak terlalu tinggi (tidak terlalu tinggi dari kepala). Tangan yang akan memukul bola bersiap di dekat bola dengan ayunan yang sangat pendek.
Yang perlu diperhatikan dalam service
-
- Sikap badan dan pandangan
- Lambung keatas harus sesuai dengan kebutuhan.
- Saat kapan harus memukul Bola.
Service dilakukan untuk mengawali suatu pertandingan voli