C. Teknik Dasar Permainan Bola Voli
Setiap cabang memiliki karakteristik sesuai dengan jenis keterampilan yang terdapat dalam permainan vang bersangkutan. Demikian pula dengan permainan bola voli yang memiliki teknik yang beragam, Teknik yang beragarn ini dipergunakan untuk mencapai prestasi yang optimal.; prestasi yang optimal tidaklah mungkin dapat dicapai dengen baik tanpa memiliki teknik dasar yang baik.
Teknik yang dimiliki oleh seseorang dalam permainan bola voli sangat menentukan terutama dalam upaya kerjasama antar pemain untuk mencapai kemenangan, karena bola voli merupakan permainan yang sftatnya beregu yang memerlukan kerjasama dan toleransi antar sesama pemain. Teknik dasar yang terdapat dalam permainan bola voli menurut Yamin Nuriman et.al (1994:26) adalah sebagai berikut : " 1) Sikap penjagaan dan pergerakan, 2) Pengambilan bola dan umpan bola, 3) Serangan (spike-serangan tipuan), 4) Bendungan, 5) Servis".
Teknik dasar yang dimiki oleh seorang atlet sangat menentukan dalam kecakapan seseorang dalam permainan bola voli.
1. Sikap penjagaan dan pergerakan
Kemampuan pergerakan seseorang pemam ke segala arah dengan cepat dan tepat sangat dibutuhkan dalam permainan bola voli, hal ini disebabkan oleh karena sifat pemain bola voli yang dinamis yang kadang¬kadang bola datang dengan cepat dan tiba-tiba. Menurut Yamin Nuriman et.al (1996:43) “Kecepatan pergerakan seseorang dalam permainan bola voli sangat ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut : a) Mengatur sikap/posisi sebelum dan selama pergerakan, b) Beraksi dengan segera, c) Meramalkan dan mengadaptasi jalan bola, d) Melakukan gerakan dengan cepat.”
Pengaturan sikap sebelum rnelakukan gerakan disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada saat permainan berlangsung. Sikap penjagaan yang dilakukan oleh seorang pemain terdiri dari beberapa macam yaitu sikap penjagaan rendah, pertengahan dan sikap penjagaan tegak.
2. Pengambilan bola dan umpan bola
Dengan umpan bola, yang merupakan teknik dasar yang paling prinsip untuk dapat menghasilkan suatu spike yang mematikan.
3. Serangan (spike-serangan tipuan)
Serangan atau spike merupakan modal awal pemain bola voli untuk dapat mematikan lawannya. Serangan ini menurut PBVSI (1985:39) adalah "aksi seseorang pemain yang memainkan bola ke arah lapangan lawan". Dalam pengertian disini adalah bola yang melewati net sehingga pihak lawan sulit untuk mengembalikannya.
4. Bendungan (blok)
Bendungan merupakan suatu teknik dasar dalam permainan bola voli yang ditujukan untuk mengantisipasi serangan dari lawan. Sesuai yang dikemukakan PBVSI (0985:40) bahwa : “Bendungan adalah upaya menghadang bola yang datang dari daerah lawan, yang dilakukan di depan/dekat net oleh seorang pemain depan atau lebih (pembendung).“
5. Servis
Servis adalah teknik dasar yang menjadi serangan pertama bagi tim yang melakukanya. Servis sangat menentukan untuk serangan selanjutnya, karena jika servis tidak dilakukan dengan baik maka akan mudah bagi lawan untuk membalas serangan yang dilancarkan melalui servis. Sejalan dengan hal itu PBVSI (1985:30) mengemukakan bahwa :
Servis adalah aksi untuk memasukan bola kedalam permainan oleh pemain belakang kanan yang ditempatkan di daerah servis untuk memukul serve dengan sebelah tangan (mengepal atau terbuka) untuk: memulai permaiminan". Pemain belakang kanan yang ditempatkan di daerah servis untuk memukul serve dengan sebelah tangan (mengepal atau terbuka) untuk memulai permainan.
D. Latihan Power
Power termasuk pada komponen kondisi fisik, menurut Harsono (1988 : 20) "Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat". Dari pengertian tersebut tersirat bahwa kekuatan dan kecepatan merupakan unsur penting dalam power. Hal ini sejalan dengan pendapat Harsono (1988 : 200) "Unsur penting dalam power yaitu ; a). Kekuatan otot, dan b). Kecepatan otot dalam mengerahkan tenaga maksimal untuk mengatasi tahanan".
Power berperan penting untuk cabang-cabang olahraga yang mengerahkan tenaga dengan kuat, dengan cepat seperti untuk nomor-nomor lompat dalam atletik, rnenendang, melempar, dan sebagainya. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat PBVSI (1995 : 59) bahwa “Penggunaan power adalah : 1) untuk mencapai prestasi maksimal, 2) dapat mengembangkan taktik bertanding dengan tempo cepat dan gerak mendadak, 3) memantapkan mental bertanding atlet, 4) simpanan tenaga anaerobic cukup besar.”
Baik tidaknya power seseorang ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut menurut PBVSI (1995: 59) adalah :
1. Banyak sedikitnya macam fibril otot putih (Phasic) dan atlet,
2. Ketentuan dan kecepatan otot atlet rumus P = F x V, P = power, F= Force dan V = Vecolity
3. Waktu rangsangan maksimal 34 detik, misalnya waktu rangsangan hanya 15 detik power akan lebih baik dibandingkan dengan waktu rangsangan selama 34 detik.
4. Koordinasi gerakan yang harmonis antara kekuatan dan kecepatan tergantung banyak sedikitnya zat kimia dalam otot (ATP) dan penguasaan teknik gerak yang benar
Latihan power yang baik hams memenuhi persyaratan sebagai ciri latihan explosive power. Ciri latihan explosive rnenurut PBVSI (1995 : 59) adalah sebagai berikut :
1. Melawan beban relative ringan, berat badan sendiri, dapat pula tambahan beban luar yang ringan.
2. Gerakan latihan aktif, dinamis, dan cepat
3. Gerakan-gerakan merupakan satu gerak yang singkat, serasi dan utuh
4. Bentuk gerak bias cyclic maupun acyclic
5. Intensitas kerja sub maksimal atau maksimal
E. Latihan Squat Jump
Latihan kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam program latihan atlet, terutama atlet pertandingan. Istilah latihan kondisi fisik mengacu kepada suatu program latihan yang dilakukan secara sistematis, berencana dan progresif, yang tujuannya ialah untuk meningkatkan kemampuan fungsional dari seluruh system tubuh agar dengan demikian prestasi atlet semakin meningkat.
Salah satu factor yang mendukung kondisi fisik adalah kekuatan yaitu kemampuan untuk melakukan kontraksi guna melakukan tegangan terhadap suatu tahanan. Sesuai dengan batasan kekuatan (yaitu kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan), maka latihan-latihan yang cocok untuk perkernbangan kekuatan adalah latihan-latihan tahanan, dimana kita harus mengangkat, mendorong atau menarik suatu beban.
Permasalahan penelitian yang timbul memerlukan komponen kondisi fisik salah satunya kekuatan dan dalam pelaksanaan latihannya dengan latihan Squat Jump. Tendangan T dalam olahraga pencak silat memerlukan kekuatan otot paba dan pangkal paha atau tungkai yang optimal untuk menghasilkan tendangan yang baik dan keras.
Urutan gerak Squat Jump adalah sebagi berikut :
1. Beban di pundak
2. Jongkok kemudian lompat di tempat
3. Lompat dengan setengah ketinggian
4. Kedua kaki bergerak bergantian ke depan dan ke belakang.
F. Latihan Skipping
Sekedar mengingatkan, main karet pernah populer dikalangan anak angkatan 70-an hingga 80-an. Permainan skipping ini menjadi favorit saat "keluar main" di sekolah dan setelah mandi sore di rumah. Sekarang, "main karet" mulai dilirik kembali antara lain karena ada sekolah dasar menugaskan murid-muridnya membuat roncean tali dari karet gelang untuk dijadikan sarana bermain dan berolahraga.
Cara bermainnya masih tetap sama, bisa dilakukan perorangan ataupun berkelompok. Jika hanya bermain seorang diri biasanya anak akan mengikatkan tali pada tiang, batang pohon atau pada apa pun yang memungkinkan, lalu melompatinya, Permainan secara soliter bisa juga dengan cara skipping, yaitu memegang kedua ujung tali kemudian mengayunkannya melewati kepala dan kaki sambiI melompatinya.
Jika bermain secara berkelompok biasanya melibatkan minimal 3 anak. Dua anak akan memegang ujung tali; satu di bagian kiri, satu anak lagi di bagian kanan untuk meregangkan atau mengayunkan tali. Lalu anak lainnya akan melompati tali tersebut. Aturan permainannya simpel; bagi anak yang sedang mendapat giliran melompat, lalu gagal melompati tali, maka anak tersebut akan berganti dari posisi pelompat menjadi pemegang tali. Alat yang dibutuhkan cukup sederhana. Bisa berupa tali yang terbuat dari untaian karet gelang atau tali yang banyak dijual di pasaran yang dikenal dengan tali skipping.
1. Skipping santai dan sport
Sebenarnya, menurut DR. Anggani Sudono, MA, skipping sudah bisa dimainkan semenjak anak usia TK. Jadi sekitar 4-5 tahun karena motorik kasar mereka telah siap. Apalagi bernain lompat tali dapat menutupi keingintahuan mereka akan bagaimana rasanya melompat. Tapi umumnya permainan ini memang baru populer di usia sekolah atau sekitar usia 6 tahunan. Entah kenapa Grafik kegemaran mereka akan skipping ini akan menurun seiring bertambahnya usia “ Biasanya anak kelas 5-6 sudah malu untuk main skipping karena orang dewasa disekitarnya sering mencemooh, kok sudah besar masih bermain skipping, padahal justru dengan semakin sering anak-anak bermain skipping mereka akan semakin sigap dan terampil,” ujar Anggani.
Terlepas dari itu, menurut dosen Universitas Negeri Jakarta ini, jenis permainan skipping dapat dibagi menjadi dua ; skipping yang bersifat santai dan skipping yang berbau sport. Skipping yang santai banyak dimainkan anak perempuan. Sedang untuk olah raga, umumnya digemari anak laki-laki. Mesti demikian, menurut Anggani, segala permainan skipping sebetulnya biasa dimainkan anak laki-laki maupun perempuan tanpa memandang jender.
2. Manfaat Skipping
Suatu hal yang disarankan anggota Badan Pengembangan Akademik Perguruan Islam Al Izhar Pondok Labu Jakarta ini, yaitu menyuburkan kembali kegiatan skipping terutama di sekolah-sekolah. Bukan apa-apa, selain menyenangkan, permainan ini tak banyak memakan waktu, murah, dan menyehatkan. Jadi cocok untuk mengisi waktu senggang para murid ketimbang mereka main lari-larian tanpa tujuan. Salah satu cara yang diimbau Anggani dengan memberi kesempatan anak untuk melakukan skipping diwaktu istirahat. Atau saat ada pertemuan siswa, lakukan perlombaan skipping sehingga para murid makin bergairah memainkannya.
Anggani menjabarkan beberapa perkembangan anak yang dapat distimulasi dengan permainan skipping ini :
a. Motorik Kasar
Main skipping merupakan suatu kegiatan yang baik bagi tubuh. Secara fisik anak jadi lebih terampil, karena bias belajar cara dan teknik melompat yang dalam permainan ini memang memerlukan keterampilan tersendiri. Lama kelamaan, bila sering dilakukan, anak dapat tumbuh menjadi cekatan, tangkas dan dinamis. Otot-ototnya pun padat dan berisi, kuat serta terlatih. Skipping juga dapat membantu mengurangi kejadian obesitas pada anak
b. Emosi
Untuk melakukan suatu lompatan dengan tinggi tertentu dibutuhkan keberanian dari si anak. Berarti, secara emosi ia dituntut untuk membuat suatu keputusan besar; mau melakukan tindakan melompat atau tidak.
c. Ketelitian dan akurasi
Anak juga belajar mellihat suatu ketepatan dan ketelitian. Misalnya, bagaimana ketika tali diayunkan, ia dapat melompat sedemikian rupa sehingga tak sampai terjerat tali dengan berusaha mengikuti ritme ayunan. Semakin cepat gerak ayunan tali, semakin cepat ia melompat.
d. Sosialisasi
Untuk bermain tali secara berkelompok, anak membutuhkan teman yang berarti memberi kesempatannya untuk bersosialisasi. Ia dapat belajar beremapati, bergiliran, menaati aturan, dan lainnya.
e. Intelektual
Saat melakukan lompatan, terkadang anak perlu berhitung secara matematis agar lompatannya sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan dalam aturan permainan. Umpamanya, anak harus melakukan tujuh kali lompatan saat tali diayunkan. Bila lebih atau kurang, ia harus menjadi pemegang tali.
3. Faktor yang Perlu Diperhatikan
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam bermain skipping antara lain :
a. Ruangan
Idealnya skipping dilakukan di ruang terbuka. Namun kalau tidak memungkinkan, di ruangan tertutup pun bisa. Tentu saja ruangan tersebut harus cukup lega dan lapang serta aman dari benda-benda yang dapat membahayakan seperti barang pecah belah.
b. Ukuran tali
Tali yang digunakan harus sesuai ukuran; tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek. Jadi hendaknya ukuran tali dibuat pas dan tak banyak bersisa sehingga anak akan lebih mudah dan nyaman melompat.
c. Variasi mainan
Semakin bervariasi permainan lompat tali ini, makin anak: mahir dan terampiI dalam melakukan gerakan-gerakannya. Arti bervariasi di sini adalah anak tak hanya main tali yang dipegang lurus kedua ujungnya dan kemudian anak melompatinya, bisa juga dengan memutar-mutar tali dan anak melompat bersamaan dengan temannya Atau anak dapat rneningkatkan keahlian gerakannya dengan melakukan gerakan.
d. Waktu
Terutama saat di sekolah, waktu permainan skipping biasanya sangat terbatas. Lantaran itu, Anggani mengimbau agar dalam setiap pennainan masing-masing anak mendapatkan gilirannya, terlebih untuk skipping secara perorangan. Pastikan para murid mendapat giliran yang telah disepakati bersama sebelumnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
hgnbnm,
BalasHapus